Manhaj dakwah Salafiyah Ahlus Sunnah wal Jama’ah mempunyai ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut:
1. Aqidah, manhaj, ibadah, muamalah dan semua perkara dakwah bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah menurut pemahaman salafush shalih.
2. Mengikuti jalannya generasi terbaik umat Islam.
3. Berhujjah dengan hadits shahih baik mutawatir maupun ahad.
4. Menyeru persatuan dan melarang perpecahan.
5. Menyeru kepada ittiba’ (mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) dan melarang dari ibtida’ (membuat perkara baru dalam agama).
6. Berterus terang dalam menyampaikan kebenaran.
7. Tegak dalam amar ma’ruf nahi munkar.
8. Dibangun di atas keadilan, inshof, dan tatsabbut (meneliti akurasi/kebenaran berita).
9. Menyeru untuk merujuk kepada ulama dalam perkara kontemporer.
10. Memulai dengan yang paling penting kemudian yang paling penting setelahnya.
11. Berada di pertengahan antara kelompok yang ekstrem (ifrath) dan dan yang menyepelekan (tafrith) dalam masalah nama dan sifat Allah ‘azza wa jalla, karomah wali, politik, akal, penegakan syariat, dan bai’at.
12. Meyakini bahwa kaum muslimin bisa baik dengan dua perkara, yakni ilmu yang bermanfaat dan amal shalih.
13. Tegak di atas tashfiyah (pembersihan masalah agama dari penyimpangan dan kesesatan) dan tarbiyah (pengajaran kepada umat).
14. Menyeru untuk berakhlaq mulia.
15. Mengumpulkan dalil dari seluruh sudut-sudutnya baru membuat kesimpulan.
16. Menerapkan hikmah dalam berdakwah, yang asalnya adalah dengan lemah-lembut.
16. Melarang taqlid (ikut-ikutan tanpa hujjah) dalam agama dan ta’ash-shub (fanatisme buta)
(Sumber: CD-05 Tasjilat Al Atsariyyah berjudul “Inilah Dakwah Salafiyah Ahlus Sunnah wal Jama’ah” oleh Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi hafizhahullah)
1. Aqidah, manhaj, ibadah, muamalah dan semua perkara dakwah bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah menurut pemahaman salafush shalih.
2. Mengikuti jalannya generasi terbaik umat Islam.
3. Berhujjah dengan hadits shahih baik mutawatir maupun ahad.
4. Menyeru persatuan dan melarang perpecahan.
5. Menyeru kepada ittiba’ (mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) dan melarang dari ibtida’ (membuat perkara baru dalam agama).
6. Berterus terang dalam menyampaikan kebenaran.
7. Tegak dalam amar ma’ruf nahi munkar.
8. Dibangun di atas keadilan, inshof, dan tatsabbut (meneliti akurasi/kebenaran berita).
9. Menyeru untuk merujuk kepada ulama dalam perkara kontemporer.
10. Memulai dengan yang paling penting kemudian yang paling penting setelahnya.
11. Berada di pertengahan antara kelompok yang ekstrem (ifrath) dan dan yang menyepelekan (tafrith) dalam masalah nama dan sifat Allah ‘azza wa jalla, karomah wali, politik, akal, penegakan syariat, dan bai’at.
12. Meyakini bahwa kaum muslimin bisa baik dengan dua perkara, yakni ilmu yang bermanfaat dan amal shalih.
13. Tegak di atas tashfiyah (pembersihan masalah agama dari penyimpangan dan kesesatan) dan tarbiyah (pengajaran kepada umat).
14. Menyeru untuk berakhlaq mulia.
15. Mengumpulkan dalil dari seluruh sudut-sudutnya baru membuat kesimpulan.
16. Menerapkan hikmah dalam berdakwah, yang asalnya adalah dengan lemah-lembut.
16. Melarang taqlid (ikut-ikutan tanpa hujjah) dalam agama dan ta’ash-shub (fanatisme buta)
(Sumber: CD-05 Tasjilat Al Atsariyyah berjudul “Inilah Dakwah Salafiyah Ahlus Sunnah wal Jama’ah” oleh Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi hafizhahullah)