Langsung ke konten utama

TIGA LANDASAN UTAMA

Oleh
Syaikh Muhammad bin AbdulWahab


Muqaddimah

Akhi (Saudaraku).

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada anda.
Ketahuilah, bahwa wajib bagi kita untuk mendalami empat masalah, yaitu :
1. Ilmu, ialah mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam
berdasarkan dalil-dalil.
2. Amal, ialah menerapkan ilmu ini.
3. Da'wah, ialah mengajak orang lain kepada ilmu ini.
4. Sabar, ialah tabah dan tangguh menghadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu,
mengamalkannya dan berda'wah kepadanya.

Dalilnya, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Demi masa. Sesungguhnya setiap manusia benar-benar berada dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman, melakukan segala amal shalih dan saling nasihat-menasihati untuk (menegakkan) yang haq, serta nasehat-menasehati untuk (berlaku) sabar".
(Al-'Ashr : 1-3).

Imam Asy-Syafi'i1 Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Seandainya Allah hanya menurunkan
surah ini saja sebagai hujjah buat makhluk-Nya, tanpa hujjah lain, sungguh telah cukup surah ini
sebagai hujjah bagi mereka".

Dan Imam Al-Bukhari2 Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Bab Ilmu didahulukan sebelum
ucapan dan perbuatan".

Dalilnya firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Maka ketahuilah, sesungguhnya tiada sesembahan (yang haq) selain Allah dan
mohonlah ampunan atas dosamu". (Muhammad : 19).

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan terlebih dahulu untuk berilmu (berpengetahuan) .... .." 3
sebelum ucapan dan perbuatan.

Akhi (Saudaraku).
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada anda.

Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari dan
mengamalkan ketiga perkara ini :

1. Bahwa Allah-lah yang menciptakan kita dan yang memberi rizki kepada kita. Allah tidak
membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan, tetapi mengutus kepada kita seorang rasul,
maka barangsiapa mentaati rasul tersebut pasti akan masuk surga dan barangsiapa
menyalahinya pasti akan masuk neraka. Allah Ta'ala berfirman :"Sesungguhnya Kami telah
mengutus kepada kamu seorang rasul yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami
telah mengutus kepada Fir'aun seorang rasul, tetapi Fir'aun mendurhakai rasul itu, maka
Kami siksa ia dengan siksaan yang berat". (Al-Muzammil : 15-16).

2. Bahwa Allah tidak rela, jika dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, Dia dipersekutukan
dengan sesuatu apapun, baik dengan seorang malaikat yang terdekat atau dengan seorang
nabi yang diutus manjadi rasul. Allah Ta'ala berfirman :"Dan sesungguhnya masjid-masjid
itu adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu menyembah seorang-pun di
dalamnya disamping (menyembah) Allah". (Al-Jinn : 18).

3. Bahwa barangsiapa yang mentaati Rasulullah serta mentauhidkan Allah, tidak boleh
bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun mereka itu
keluarga dekat. Allah Ta'ala berfirman :"Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang
beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang
memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau
saudara-saudara, ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah
mantapkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang
datang dari-Nya dan mereka akan dimasukkan-Nya ke dalam surga-surga yang mengalir
dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan
mereka pun ridha kepada-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung". (Al-Mujaadalah : 22).

Akhi (Saudaraku).
Semoga Allah mebimbing anda untuk taat kepada-Nya.

Ketahuilah, bahwa Islam yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim adalah ibadah kepada Allah
semata dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Itulah yang diperintahkan Allah kepada
seluruh umat manusia dan hanya itu sebenarnya mereka diciptakan-Nya, sebagaimana firman
Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya :Dan aku tidakmenciptakan jin dan manusia,melainkan untuk beribadah kepada-Ku". (Adz-Dzaariyaat : 56).

Ibadah dalam ayat ini, artinya : Tauhid. Dan perintah Allah yang paling agung adalah Tauhid,
yaitu : Memurnikan ibadah untuk Allah semata-mata. Sedang larangan Allah yang paling besar
adalah syirik, yaitu : Menyembah selain Allah di samping menyembah-Nya. Allah Ta'ala
berfirman :
"Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun
dengan-Nya". (An-Nisaa : 36).

Kemudian, apabila anda ditanya : Apakah tiga landasan utama yang wajib diketahui oleh
manusia ? Maka hendaklah anda jawab : Yaitu mengenal Tuhan Allah 'Azza wa Jalla, mengenal
agama Islam, dan mengenal Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Fote Note.
1. Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Al-'Abbas bin 'Utsman bin Syafi'i Al-Hasyim
Al-Quraisy Al-Muthallibi (150-204H - 767-820M) Salah seorang imam empat. Dilahirkan di
Gaza (Palestina) dan meninggal di Cairo. Diantara karya ilmiyahnya Al-Umm, Ar-Risalah
dan Al-Musnad.
2. Abu 'Abdillah Miuhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah Al- Bukhari (194-256H
- 810-870M) Seorang Ulama ahli Hadits. Untuk mengumpulkan hadits ia telah menempuh
perjalanan yang panjang, mengunjungi Khurasan, Irak, Mesir dan Syam. Kitab-kitab yang
disusunnya antara lain Al-Jaami Ash-Shahih (yang lebih dikenal dengan Shahih Bukhari),
At-Taarikh, Adh-Dhu'afaa, Khalq Af'aal al-Ibaad.
3. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-'ilm, bab.10

MENGENAL ALLAH, 'AZZAWA JALLA

Apabila anda ditanya : Siapakah Tuhanmu ? Maka katakanlah : tuhanku adalah Allah, yang
memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini dengan segala ni'mat yang
dikaruniakan-Nya. Dan dialah sembahanku, tiada sesembahan yang haq selain Dia.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Artinya : Segala puji hanya milik Allah Tuhan Pemelihara semesta alam". (Al-Faatihah : 1).
Semua yang ada selain Allah disebut Alam, dan aku adalah salah satu dari semesta alam ini.
Selanjutnya jika anda ditanya : Melalui apa anda mengenal Tuhan ? Maka hendaklah anda
jawab : Melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya. Di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah : malam, siang, matahari dan bulan. Sedang di antara ciptaan-Nya ialah :
tujuh langit dan tujuh bumi beserta segala mahluk yang ada di langit dan di bumi serta yang ada
di antara keduanya.

Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah kamu bersujud kepada matahari dan janganlah (pula kamu bersujud) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yangmenciptakannya jika kamu benar-benar hanya kepada-Nya beribadah" (Fushshilat : 37).

Dan firman-Nya :
"Artinya : Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang,
senantiasa mengikutinya dengan cepat. Dan Dia (ciptakan pula) matahari dan bulan serta
bintang-bintang (semuanya) tunduk kepada perintah-Nya. Ketahuilah hanya hak Allah mencipta dan memerintah itu. Maha Suci Allah Tuhan semesta alam". (Al-A'raaf : 54).

Tuhan inilah yang haq disembah. Dalilnya, firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Wahai manusia ! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan
orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa, (Tuhan) yang telah menjadikan untukmu bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, serta menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu Dia menghasilkan segala buah-buahan sebagai rizki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengangkat sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui". (Al-Baqarah : 22).

Ibnu Katsir 1 Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Hanya Pencipta segala sesuatu yang ada inilah
yang berhak disembah dengan segala macam ibadah". (Lihat Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur'an
Al-'Azhim, (Cairo, Maktabah Dar At-Turats, 1400H) jilid. 1 hal. 57.

Dan macam-macam ibadah yang diperintah Allah itu, antara lain : Islam (Syahadat, Shalat,
Puasa, Zakat dan Haji), Iman, Ihsan, Do'a, Khauf (takut), Raja' (pengharapan), Tawakkal,
Raghbah (penuh minat), Rahbah (cemas), Khusyu' (tunduk), Khasyyah (takut), Inabah (kembali
kepada Allah), Isti'anah (memohon pertolongan), Isti'adzah (meminta perlindungan),
Istighatsah (meminta pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan), Dzabh
(penyembelihan) Nadzar dan macam-macam ibadah lainnya yang diperintahkan olehAllah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Artinya : Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah
kamu menyembah seorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah". (Al-Jinn : 18).
Karena itu barangsiapa yang menyelewengkan ibadah tersebut untuk selain Allah, maka dia
adalah musyrik dan kafir.

Firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Dan barangsiapa menyembah sesembahan yang lain di samping (menyembah) Allah,
padahal tidak ada satu dalilpun baginya tentang itu, maka benar-benar balasannya ada pada
tuhannya. Sungguh tiada beruntung orang-orang kafir itu". (Al-Mu'minuun :117).

Dalil-dalil macam Ibadah :
1. Dalil Do'a.

Firman Allah Ta'ala :
"Artinya :Dan Tuhanmu berfirman : Berdo'alah kamu kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya, orang-orang yang enggan untuk beribadah kepada-Ku pasti akan masuk neraka dalam keadaan hina-dina". (Ghaafir : 60).

Dan diriwayatkan dalam hadits :
"Artinya : Do'a itu adalah sari ibadah". ( Hadits Riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami'
Ash-Shahiih, kitab Ad-Da'waat, bab 1. "Maksud hadits ini adalah bahwa segala macam ibadah,
baik yang umum maupun yang khusus, yang dilakukan seorang mu'min, seperti mencari nafkah
yang halal untuk keluarga, menyantuni anak yatim dll, semestinya diiringi dengan permohonan
ridha Allah dan pengharapan balasan ukhrawi. Oleh karena itu Do'a (permohonan dan
pengharapan tersebut) disebut oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai sari atau
otak ibadah, karena senantiasa harus mengiringi gerak ibadah").

2. Dalil Khauf (takut).

Firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu
benar-benar orang yang beriman". (Ali 'imran : 175).

3. Dalil Raja' (pengharapan).

Firman AllahTa'ala.
"Artinya : Untuk itu barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhanya, maka
hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah mempersekutukan seorangpun dalam
beribadah kepada Tuhannya". (Al-Kahfi : 110).

4. Dalil Tawakkal (berserah diri).

Firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Dan hanya kepada Allah-lah supaya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman". (Al-Maa'idah : 23).

"Artinya : Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Dia-lah yang akan
mencukupinya". (Ath-Thalaaq : 3).

5. Dalil Raghbah (penuh minat), Rahbah (cemas) dan Khusyu' (tunduk).

Firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Sesungguhnya mereka itu senantiasa berlomba-lomba dalam (mengerjakan)
kebaikan-kebaikan serta mereka berdo'a kepada Kami dengan penuh minat (kepada rahmat
Kami) dan cemas (akan siksa Kami), sedang mereka itu selalu tunduk hanya kepada Kami".
(Al-Anbiyaa : 90).

6. Dalil Khasy-yah (takut).

Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku".
(Al-Baqarah : 150).

7. Dalil Inabah (kembali kepada Allah).

Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu serta berserah dirilah kepada-Nya (dengan
mentaati perintah-Nya), sebelum datang adzab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat
tertolong (lagi)". (Az-Zumar : 54).

8. Dalil Isti'anah (memohon pertolongan).

Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Hanya kepada Engkau-lah kami beribadah dan hanya kepada Engkau-lah kami
memohon pertolongan". (Al-Faatihah : 4).

Dan diriwayatkan dalam hadits.

"Artinya : Apabila kamu memohon pertolongan, maka memohonlah pertolongan kepada Allah".
(Hadits Riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami' 'Ash-Shahiih, kitab Shifaat Al-Qiyaamah wa
Ar-Raqa'iq wa Al-Wara : bab 59 dan riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad. Beirut Al-maktab
Al-Islami 1403H jilid 1 hal. 293, 303, 307).

9. Dalil Isti'adzah (meminta perlindungan).

Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan yangMenguasai subuh". (Al-Falaq : 1).

Dan firman-Nya :
"Artinya : Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan manusia. Penguasa manusia". (An-Naas :
1-2).

10. Dalil Istighatsah (meminta pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan).

Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : (Ingatlah) tatkala kamu meminta pertolongan kepada Tuhanmu untuk dimenangkan (atas kaum musyrikin), lalu diperkenankan-Nya bagimu". (Al-Anfaal : 9).

11. Dalil Dzabh (penyembelihan).

Firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Katakanlah. Sesungguhnya shalatkku, penyembelihanku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam, tiada sesuatu-pun sekutu bagi-Nya. Demikianlah
yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama kali berserah diri
(kepada-Nya)". (Al-An'am : 162-163).

Dalil dari Sunnah.

"Artinya : Allah melaknat orang yang menyembelih (binatang) bukan karena Allah". (Hadits
Riwayat Muslim dalam Shahihnya, kitab Al-Adhaahi, bab 8 dan riwayat Imam Ahmad dalam
Al-Musnad, jilid 1, hal. 108, 118 dan 152)

12. Dalil Nadzar.

Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang siksanya merata di
mana-mana". (Al-Insaan : 7).

Fote Note.
1. Abu Al-Fidaa : Ismail bin Umar bin Katsir Al-Qurasy Ad-Dimasyqi (701-774H -
1302-1373M). Seorang ahli ilmu hadits, tafsir, fiqh dan sejarah. Diantara karyanya : Tafsir
Al-Qur'aan Al-Azhim, Thabaqat Al-Fuqahaa Asy Syafiiyyun, Al-Bidayah wa An-Nihayah
(sejarah), Ikhtishaar 'Uluum Al-Hadits, Syarh Shahih Al-Bukhari (belum sempat
dirampungkannya).

MENGENAL ISLAM

Islam, ialah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan penuh
kepatuhan akan segala perintah-Nya serta menyelamatkan diri dari perbuatan syirik dan
orang-orang yang berbuat syirik.

Dan agama Islam, dalam pengertian tersebut, mempunyai tiga tingkatan, yaitu : Islam, Iman
dan Ihsan, masing-masing tingkatan mempunyai rukun-rukunnya.

I. Tingkatan Islam

Adapun tingkatan Islam, rukunnya ada lima :

1. Syahadat (pengakuan dengan hati dan lisan) bahwa "Laa Ilaaha Ilallaah" (Tiada
sesembahan yang haq selain Allah) dan Muhammad adalah Rasulullah.
2. Mendirikan shalat.
3. Mengeluarkan zakat.
4. Shiyam pada bulan Ramadhan.
5. dan Haji ke Baitullah Al-Haram.
1. Dalil Syahadat.

Firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Allah menyatakan bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan senantiasa menegakkan keadilan (Juga menyatakan demikian itu) para malaikat dan orang-orang yang berilmu. Tiada sesembahan (yang haq) selain Dia. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Al-Imraan : 18).

"Laa Ilaaha Ilallaah"' artinya : Tiada sesembahan yang haq selain Allah.

Syahadat ini mengandung dua unsur : menolak dan menetapkan. "Laa Ilaaha", adalah menolak
segala sembahan selain Allah. "Illallaah" adalah menetapkan bahwa penyembahan itu hanya
untuk Allah semata-mata, tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu didalam
penyembahan kepada-Nya, sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di
dalam kekuasaan-Nya.

Tafsiran syahadat tersebut diperjelas oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kepada kaumnya :
'Sesungguhnya aku menyatakan lepas dari segala yang kamu sembah, kecuali Tuhan yang telah menciptakan-ku, karena sesungguhnya Dia akan menunjuki'. Dan (Ibrahim) menjadikan
kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka senantiasa kembali
(kepada tauhid)". (Az-Zukhruf : 26-28).

"Artinya : Katakanlah (Muhammad) : 'Hai ahli kitab !Marilah kamu kepada suatu kalimat yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, yaitu ; hendaklah kita tidak menyembah selain Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya serta janganlah sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka :'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang muslim (menyerahkan diri kepada Allah)". (Ali 'Imran : 64).

Adapun dalil syahadat bahwaMuhammad adalah Rasulullah.

Firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kalangan kamu sendiri, terasa
berat olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu,
amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang yang beriman". (Alt-Taubah : 128).

Syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah, berarti : mentaati apa yang diperintahkannya,
membenarkan apa yang diberitakannya, menjauhi apa yang dilarang serta dicegahnya, dan
menyembah Allah hanya dengan cara yang disyariatkannya.

2. Dalil Shalat dan Zakat serta tafsiran Tauhid.

Firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Padahal mereka tidaklah diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah,
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya lagi bersikap lurus, dan supaya mereka mendirikan Shalat serta mengeluarkan Zakat. Demikian itulah tuntunan agama yang lurus". (Al-Bayyinah :
5).

3. Dalil Shiyam

Firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Wahai orang-orang yang beriman ! Diwajibkan kepada kamu untuk melakukan
shiyam, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa".
(Al-Baqarah : 183).

4. Dalil Haji.

Firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Dan hanya untuk Allah, wajib bagi manusia melakukan haji, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Maha tidak memerlukan semsesta alam". (Al 'Imran : 97).

II. Tingkatan Iman.

Iman itu lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi ialah syahadat "Laa Ilaaha
Ilallaah", sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat
malu adalah salah satu dari cabang Iman.

Rukun Iman ada enam, yaitu :

1. Iman kepada Allah.
2. Iman kepada paraMalaikat-Nya.
3. Iman kepada Kitab-kitab-Nya.
4. Iman kepada para Rasul-Nya.
5. Iman kepada hari Akhirat, dan
6. Iman kepada Qadar, yang baik dan yang buruk. (Qadar : takdir, ketentuan Ilahi. Yaitu :
Iman bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam semesta ini adalah diketahui, dikehendaki
dan dijadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala).

Dalil keenam rukun ini, firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Berbakti (dari Iman) itu bukanlah sekedar menghadapkan wajahmu (dalam shalat) ke arah Timur dan Barat, tetapi berbakti (dan Iman) yang sebenarnya ialah iman seseorang kepada Allah, hari Akhirat, paraMalaikat, Kitab-kitab dan Nabi-nabi...".(Al-Baqarah : 177).

Dan firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Sesungguhnya segala sesuatu telah Kami ciptakan sesuai dengan qadar". (Al-Qomar :49).

III. Tingkatan Ihsan.

Ihsan, rukunnya hanya satu, yaitu :

"Artinya : Beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu
tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu". (Pengertian Ihsan tersebut adalah
penggalan dari hadits Jibril, yang dituturkan oleh Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'Anhu,
sebagaimana akan disebutkan).

Dalilnya, firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang
berbuat ihsan". (An-Nahl : 128).

Dan firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Dan bertakwallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang
melihatmu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesunnguhnya Dia-lah YangMahaMendengar lagiMahaMengetahui". (Asy-Syu'araa : 217-220).

Serta firman-Nya.

"Artinya : Dalam keadaan apapun kamu berada, dan (ayat) apapun dari Al-Qur'an yang kamu baca, serta pekerjaan apa saja yang kamu kerjakan, tidak lain kami adalah menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya". (Yunus : 61).

Adapun dalilnya dari Sunnah, ialah hadits Jibril1 yang masyhur, yang diriwayatkan dari 'Umar
bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu.

"Artinya : Ketika kami sedang duduk di sisi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba muncul
ke arah kami seorang laki-laki, sangat putih pakaiannya, hitam pekat rambutnya, tidak tampak
pada tubuhnya tanda-tanda sehabis dari bepergian jauh dan tiada seorangpun di antara kami
yang mengenalnya. Lalu orang itu duduk di hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan
menyandarkan kelututnya pada kedua lutut beliau serta meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha beliau, dan berkata : 'Ya Muhammad, beritahulah aku tentang Islam', maka
beliau menjawab :'Yaitu : bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah serta
Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melakukan shiyam
pada bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah jika kamu mampu untuk
mengadakan perjalanan ke sana'. Lelaki itu pun berkata : 'Benarlah engkau'. Kata Umar :'Kami
merasa heran kepadanya, ia bertanya kepada beliau, tetapi juga membenarkan beliau. Lalu ia
berkata : 'Beritahulah aku tenatng Iman'. Beliau menjawab :'Yaitu : Beriman kepada Allah, para
Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan hari Akhirat, serta beriman kepada Qadar
yang baik dan yang buruk'. Ia pun berkata : 'Benarlah engkau'. Kemudian ia berkata :
'Beritahullah aku tentang Ihsan'. Beliau menjawab : Yaitu : Beribadah kepada Allah dalam
keadaan seakan-akan kamumelihat-Nya. Jika kamu tidakmelihat-Nya, maka sesungguhnya Dia
melihatmu'. Ia berkata lagi. Beritahulah aku tentang hari Kiamat. Beliau menjawab : 'Orang
yang ditanya tentang hal tersebut tidak lebih tahu dari pada orang yang bertanya'. AKhirnya ia
berkata :'Beritahulah aku sebagian dari tanda-tanda Kiamat itu'. Beliau menjawab : Yaitu :
'Apabila ada hamba sahaya wanita melahirkan tuannya dan apabila kamu melihat orang-orang
tak beralas kaki, tak berpakaian sempurna melarat lagi, pengembala domba saling
membangga-banggakan diri dalam membangun bangunan yang tinggi'. Kata Umar : Lalu
pergilah orang laki-laki itu, semantara kami berdiam diri saja dalam waktu yang lama, sehingga
Nabi bertanya : Hai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya itu ? Aku menjawab :
Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau pun bersabda : 'Dia adalah Jibril, telah datang
kepada kalian untuk mengajarkan urusan agama kalian". (Hadits Riwayat Muslim dalam
Shahihnya, kitab Al-Iman, bab 1, hadits ke 1. Dan diriwayatkan juga hadits dengan lafadz
seperti ini dari Abu Hurairah oleh Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-Iman, bab 37, hadits
ke 1.)

Fote Note.
1. Disebut hadits jibril, karena jibril-lah yang datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam, dengan menanyakan kepada beliau tentang, Islam, Iman dan masalah hari Kiamat.
Hal itu dimaksudkan untuk memberikan pelajaran kepada kaum muslimin tentang
masalah-masaalah agama.

MENGENAL NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHIWA SALLAM

Beliau adalah Muhammad bin 'Abdullah, bin 'Abdul Muthallib, bin Hasyim. Hasyim adalah
termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab adalah
termasuk keturunan Nabi Isma'il, putera Nabi Ibrahim Al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan
kepadanya dan kepada Nabi kita sebaik-baik shalawat dan salam.

Beliau berumur 63 tahun, diantaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi nabi dan 23 tahun
sebagai nabi dan rasul.

Beliau diangkat sebagai nabi dengan "Iqra" yakni surah Al-'Alaq : 1-5, dan diangkat sebagai rasul dengan surah Al-Mudatstsir.

Tempat asal beliau adalah Makkah.

Beliau diutus Allah untuk menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada
tauhid. Dalilnya, firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Wahai orang yang berselimut ! Bangunlah, lalu sampaikanlah peringatan.
Agungkanlah Tuhanmu. Sucikalah pakaianmu. Tinggalkanlah berhala-berhala itu. Dan
janganlah kamu memberi, sedang kamu menginginkan balasan yang lebih banyak. Serta
bersabarlah untuk memenuhi perintah Tuhanmu". (Al-Mudatstsir : 1-7).

Pengertian :
 • "Sampaikanlah peringatan", ialah menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan
mengajak kepada tauhid.
 • "Agungkanlah Tuhanmu". Agungkanlah Ia dengan berserah diri dan beribadah
kepada-Nya semata-mata.
 •"Sucikanlah pakaianmu", maksudnya ; Sucikanlah segala amalmu dari perbuatan syirik.
 •"Tinggalkanlah berhala-berhala itu", artinya : Jauhkan dan bebaskan dirimu darinya serta
orang-orang yang memujanya.

Beliaupun melaksanakan perintah ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun, mengajak
kepada tauhid. Setelah sepuluh tahun itu beliau di mi'rajkan (diangkat naik) ke atas langit dan
disyari'atkan kepada beliau shalat lima waktu. Beliau melakukan shalat di Makkah selama tiga
tahun. Kemudian, sesudah itu, beliau diperintahkan untuk berhijrah keMadinah.
Hijrah, pengertiannya, ialah : Pindah dari lingkungan syirik ke lingkungan Islami.
Hijrah ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan umat Islam. Dan kewajiban tersebut
hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat. Dalil yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu
firman Allah Ta'ala.

"Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan zhalim terhadap diri mereka sendiri 1, kepada mereka malaikat bertanya :'Dalam keadaan bagaimana kamu ini .? 'Mereka menjawab : Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri (Makkah). Para malaikat berkata : 'Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (kemana saja) di bumi ini ?. Maka mereka itulah tempat tinggalnya neraka Jahannam dan Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Akan tetapi orang-orang yang tertindas di antaramereka, seperti kaum lelaki dan wanita serta anak-anak yang mereka itu dalam keadaan tidak mampu menyelamatkan diri dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), maka mudah-mudahan Allah memaafkan mereka. Dan Allah adalah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun". (An-Nisaa :97-99).

Dan firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman ! Sesungguhnya, bumi-Ku adalah luas, maka hanya kepada-Ku saja supaya kamu beribadah". (Al-Ankabuut : 56).

Al-Baghawai 2, Rahimahullah, berkata :"Ayat ini, sebab turunnya, adalah ditujukan kepada
orang-orang muslim yang masih berada di Makkah, yang mereka itu belum juga berhijrah.
Karena itu, Allah menyeru kepada mereka dengan sebutan orang-orang yang beriman".
Adapun dalil dari Sunnah yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu sabda Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Hijrah tetap akan berlangsung selama pintu taubat belum ditutup, sedang pintu taubat tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari barat". (Hadits Riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad, jilid 4, hal. 99. Abu Dawud dalam Sunan-nya, kitab Al-Jihad, bab 2, dan Ad-Darimi dalam Sunan-nya, kitab As-Sam, bab 70).

Setelah Nabi Muhammad menetap di Madinah, disyariatkan kepada beliau zakat, puasa, haji,
adzan, jihad, amar ma'ruf dan nahi mungkar, serta syariat-syariat Islam lainnya.
Beliau-pun melaksanakan untuk menyampaikan hal ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh
tahun. Sesudah itu wafatlah beliau, sedang agamanya tetap dalam keadaan lestari.
Inilah agama yang beliau bawa : Tiada suatu kebaikan yang tidak beliau tunjukkan kepada
umatnya dan tiada suatu keburukan yang tidak beliau peringatkan kepada umatnya supaya di
jauhi. Kebaikan yang beliau tunjukkan ialah tauhid serta segala yang dicintai dan diridhai Allah,
sedang keburukan yang beliau peringatkan supaya dijauhi ialah syirik serta segala yang dibenci
dan tidak disenangi Allah.

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, diutus oleh Allah kepada seluruh umat manusia,
dan diwajibkan kepada seluruh jin dan manusia untuk mentaatinya. Allah Ta'ala berfirman.

"Artinya : Katakanlah. 'Wahai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu
semua". (Al-Araaf : 158).

Dan melalui beliau, Allah telah menyempurnakan agama-Nya untuk kita, firman Allah Ta'ala.
"..Pada hari ini 3, telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan Aku lengkapkan kepadamu
ni'mat-Ku serta Aku ridhai Islam itu menjadi agama bagimu". (Al-Maaidah : 3).
Adapun dalil yang menunjukkan bahwa beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam juga wafat, ialah
firman Allah Ta'ala.

"Artinya :Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka-pun akan mati (pula).
Kemudian, sesungguhnya kamu nanti pada hari kiamat berbantah- bantahan di hadapan
Tuhanmu". (Az-Zumar : 30-31).

Manusia sesudah mati, mereka nanti akan dibangkitkan kembali. Dalilnya firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Berasal dari tanahlah kamu telah Kami jadikan dan kepadanya kamu Kami
kembalikan serta darinya kamu akan Kami bangkitkan sekali lagi" (Thaa-haa : 55).

Dan firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Dan Allah telah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian
Dia mengembalikan kamu ke dalamnya (lagi) dan (pada hari Kiamat) Dia akan mengeluarkan
kamu dengan sebenar-benarnya". (Nuh : 17-18).

Setelah manusia dibangkitkan, mereka akan di hisab dan diberi balasan sesuai dengan amal
perbuatan mereka, firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Dan hanya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat buruk sesuai dengan perbuatan mereka dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan (pahala) yang lebih baik (surga)".(An-Najm : 31).

Barangsiapa yang tidak mengimani kebangkitan ini, maka dia adalah kafir, firman Allah
Ta'ala.

"Artinya : (Kami telah mengutus) rasul-rasul menadi penyampai kabar gembira dan pemberi
peringatan, supaya tiada lagi suatu alasan bagi menusia membantah Allah sebelum (diutusnya), serta beliulah penutup para nabi". (An-Nisaa : 165).

"Artinya : Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka tidak akan dibangkitkan.
Katakan : 'Tidaklah demikian. Demi Tuhanku, kamu pasti akan dibangkitkan dan niscaya akan diberitakan kepadamu apapun yang telah kamu kerjakan. Yang demikian itu adalah amat mudah bagi Allah". (At-Tghaabun : 7).

Allah telah mengutus semua rasul sebagai penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan.
Sebagaimana firman Allah Ta'ala.

"Artinya : (Kami telah mengutus) rasul-rasul menjadi penyampai kabar gembira dan pemberi
peringatan supaya tiada lagi suatu alasan bagi manusia membantah Allah setelah (diutusnya)
para rasul itu .." (An-Nisaa : 165).

Rasul pertama adalah Nabi Nuh 'Alaihissalam 4, Dan rasul terkahir adalah Nabi Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam, serta beliaulah penutup para nabi.

Dalil yang menunjukkan bahwa rasul pertama adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam, firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Sesungguhnya Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah
mewahyukan kepada Nuh dan para nabi sesudahnya .." (An-Nisaa : 163).

Dan Allah telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul, mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi
Muhammad, dengan memerintahkan mereka untuk beribadat kepada Allah semata-mata dan
melarang mereka beribadah kepada thagut. Allah Ta'ala berfirman.

"Artinya : Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul (untuk
menyerukan) :'Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah thagut itu ..". (An-Nahl : 36).

Dengan demikian, Allah telah mewajibkan kepada seluruh hamba-Nya supaya bersikap kafir
terhadap thagut dan hanya beriman kepada-Nya.

Ibnu Al-Qayyim 5, Rahimahullah Ta'ala, telah menjelaskan pengertian thagut tersebut dengan
mengatakan.
"Artinya : Thagut, ialah setiap yang diperlakukan manusia secara melampui batas (yang telah
ditentukan oleh Allah), seperti dengan disembah, atau diikuti atau dipatuhi".

Dan thagut itu banyak macamnya, tokoh-tokohnya ada lima :
1. Iblis, yang telah dilaknat oleh Allah.
2. Orang yang disembah, sedang dia sendiri rela.
3. Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya.
4. Orang yang mengaku tahu sesuatu yang ghaib, dan
5. Orang yang memutuskan sesuatu tanpa berdasarkan hukum yang telah diturunkan oleh
Allah.

Allah Ta'ala berfirman.

"Artinya : Tiada paksaan dalam (memeluk) agama ini. Sungguh telah jelas kebenaran dari
kesesatan. Untuk itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka dia benar-benar telah berpegang teguh dengan tali yang terkuat, yang tidak akan terputus tali itu. Dan Allah Maha mendengar lagi MahaMengetahui". (Al-Baqarah : 256).

Ingkar kepada semua thagut dan iman kepada Allah saja, sebagaimana dinyatakan dalam ayat
tadi, adalah hakekat syahadat "Laa Ilaaha Ilallah".

Dan diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Pokok agama ini adalah Islam 6, dan tiangnya adalah shalat, sedang ujung tulang
punggungnya adalah jihad fi sabilillah". (Hadits Shahih riwayat Ath-Thabarani dari Ibnu Umar
Radhiyallahu anhu, dan riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami Ash-Shahih, kitab Al-Imaan, bab
8).

Hanya Allah-lah Yang Mahatau. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah
kepada Nabi Muhammad kepada keluarga dan para sahabatnya.

Fote Note.
1. Yang dimaksud dengan orang-orang yang zhalim terhadap diri mereka sendiri dalam ayat ini,
ialah orang-orang penduduk Makkah yang sudah masuk Islam tetapi mereka tidak mau
hijrah bersama Nabi, padahal mereka mampu dan sanggup. Mereka ditindas dan dipaksa
oleh orang-orang kafir supaya ikut bersama mereka pergi ke perang Badar, akhirnya ada
diantara mereka yang terbunuh.
2. Abu Muhammad Al-Husein bin Mas'ud bin Muhammad Al-Farra' atau Ibnu Al-Farra'. Al
Baghawi (436-510H - 1044-1117M). Seorang ahli dalam bidang fiqh, hadits dan tafsir. Di
antara karyanya : At-Tahdziib (fiqh), Syarh As-Sunnah (hadits), Lubaab At-Ta'wiil fi
Ma'aalim At-Tanziil (tafsir).
3. Maksudnya, adalah hari Jum'at ketika wukuf di Arafah, pada waktu HajiWada.
4. Selain dalil dari Al-Qur'an yang disebutkan Penulis, yang menunjukkan bahwa Nabi Nuh
adalah rasul pertama, di sana juga ada hadits shahih yang menyatakan bahwa Nabi Nuh
adalah rasul pertama yang di utus kepada penduduk bumi ini, seperti hadits riwayat
Al-Bukhari dalam Shahih-nya kitabAl-Anbiya, bab 3 dan riwayatMuslim dalam Shahih-nya
kitab Al-Iman, bab. 84. Adapun Nabi Adam Alaihissalam, menurut sebuah hadits yang
diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari, Radhiyallahu anhu. Beliau adalah nabi pertama.
Dan disebutkan dalam hadits ini bahwa jumlah para nabi ada 124 ribu orang, dari jumlah
tersebut sebagai rasul 315 orang, dan dalam riwayat lain disebutkan 310 orang lebih. Lihat :
Imam Ahmad, Al-Musnad, jilid 5, hal. 178, 179 dan 265.
5. Abu Abdillah : Muhammad bin Abu Bakar, bin Ayyub, bin Said, Az-Zur'i,Ad-Dimasqi,
terkenal dengan Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah (691-751H - 1292 - 1350M). Seorang ulama
yang giat dan gigih dalam mengajak umat Islam pada zamannya untuk kembali kepada
tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah serta mengikuti jejak para Salaf Shalih. Mempunyai
banyak karya tulsi, antara lain : Madaarij As-Salikin, Zaad Al-Ma'aad, Thariiq Al-Hijratain
wa Baab As-Sa'aadatain, At-Tibyaan fi Aqwaam Al-Qur'aan, Miftah Daar As-Sa'aadah.
6. Silahkan melihat kembali pengertian Islam yang disebutkan oleh Penulis, dalam Tiga
Landasan Utama bagian 3/4

Postingan populer dari blog ini

KEKELIRUAN DALAM MENGUCAPKAN KATA "WA IYYAKUM"

KEKELIRUAN DALAM MENGUCAPKAN KATA "WA IYYAKUM" Banyak orang yang sering mengucapkan "waiyyak (dan kepadamu juga)" atau “waiyyakum (dan kepada kalian juga)” ketika telah dido'akan atau mendapat kebaikan dari seseorang. Apakah ada sunnahnya mengucapkan seperti ini? Lalu bagaimanakah ucapan yang sebenarnya ketika seseorang telah mendapat kebaikan dari orang lain misalnya ucapan "jazakallah khair atau barakalahu fiikum"?

Pijat Payudara Selama Menyusui

Masase Payudara untuk Pemeliharaan Payudara Bagi sebagian ibu, aktivitas menyusui kerap dihubungkan dengan keindahan payudara. Alasan inilah yg membuat mereka enggan berlama-lama menyus ui. Pakar ASI Dr. Utami Roesli Sp.A. dalam sebuah se minar ASI mengungkapkan bahwa sesungguhnya bukan menyusui yg mengubah bentuk payudara, tapi proses kehamilanlah yg menyebabkan perubahan itu. Dan bila ada keinginan unt u k mengembalikan bentuknya seperti saat masih gadis, lebih baik lupakanlah. Sebab memang tak mungkin. Namun, itu bukan berarti tak ada cara membuat payudara tetap terlihat indah dan kencang. Apalagis etelah persalinan dan di saat anda menyusui. Selain terlihat indah, perawatan payudara yg dilakukan dengan benar dan teratur akan memudahkan si kecil mengkonsumsi ASI. Pemeliharaan ini juga bisa merangsang produksi ASI dan m engurangi resiko luka saat menyusui. Berikut ini kiat masase payudara yg dapat anda prakt ekkan sejak hari ke-2 usai persalinan, sebanyak 2 kali sehari.

Apakah Saudara Sepersusuan Menjadi Mahram?

Apakah Saudara Sepersusuan Menjadi Mahram? Pertanyaan: Saya mau bertanya. Misalnya Ummu Aisyah menyusui Rifqi (anak orang lain) sebanyak lima kali atau lebih sampai kenyang, apakah Aisyah haram dinikahi Rifqi karena sebab sepersusuan? Bagaimana hukum saudara laki-laki Rifqi yang tidak menyusu pada Ummu Aisyah, apakah juga haram menikahi Aisyah?